Salah satu hal yang tak biasa kita lihat saat kita menaiki bus, adalah ketika bus singgah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dimana mesin bus tak dimatikan selayaknya mobil penumpang biasa.
Tentunya, hal ini membuat kita bingung dan bertanya-tanya apakah pengemudinya lupa mematikan mesin atau ada hal teknis lainnya sehingga mesin harus dibiarkan hidup? Lantas apa sih alasannya kenapa mesin bus tak dimatikan ketika mengisi BBM? Simak berikut seperti dilansir dari Kumparan dan beberapa sumber, Rabu (14/10/2020).
Senior Executive Officer After Sales PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) Irwan Supriyono, menjelaskan, salah satu alasannya kenapa bus tak mematikan mesin ketika mengisi BBM adalah untuk menjaga kerja AC dan kompresornya tetap hidup sehingga kabin tidak pengap dan panas.
“Biasanya sopir tidak mematikan mesin lebih pada untuk kenyamanan penumpangnya. Kalau dimatikan butuh waktu lama buat AC menstabilkan temperaturnya,” jelas Irwan.
Alasan lainnya, kata Irwan, adalah sebagai upaya menjaga performa dan mesin berumur panjang, karena mesin Diesel turbo beda dengan mesin mobil lainnya yang langsung boleh dihidupkan atau dimatikan.
Beda dengan bus, dimana untuk mematikan atau menghidupkan mesin bus, butuh prosedur khusus agar komponen turbonya terjaga.
Jadi setiap sebelum dimatikan, mesin harus dalam kondisi idling sebagai pendinginan. Pun ketika sudah dihidupkan, perlu waktu beberapa menit sebelum bus jalan lagi, karena mesinnya butuh panas tinggi supaya bisa bekerja maksimal.
“Kalau habis narik dengan putaran mesin tinggi dan langsung masuk SPBU memang tidak boleh langsung dimatikan, bisa saja turbonya kena, karena aliran oli yang turbo langsung stop, padahal turbo masih berputar dengan putaran tinggi. Maka dari itu kebanyakan pengemudi menghindari hal ini karena bisa memakan waktu yang lama di SPBU,” katanya.
Alasan lainnya, lanjut Irwan, adalah supaya menjaga performa pengereman karena kerjanya berupa sistem rem angin yang membutuhkan kompresor pada mesin. Sementara rem angin ini membutuhkan udara bertekanan tinggi yang disuplai secara teratur oleh kompresor, yang digerakkan oleh mesin.
“Selama tekanan angin masih normal mesin bisa langsung dimatikan,” kata Irwan.
Sumber : Beritapedoman.com